Rabu, 18 Januari 2012

PENGUMUMAN PKM 2012

DATA PESERTA YANG PROPOSALNYA LOLOS UNTUK DIDANAI PADA TAHUN 2012. KLIK DISINI

MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN (2)

http://zera10277.blogspot.com/2011/04/pandangan-masalah-pendidikan-di-negara.html

1.      MASALAH PARTISIPASI
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. Berikut data Angka Partisipasi Murni di Indonesia :
·         Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI       94.72
·         Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs              67.62
·         Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA  45.48
·         Angka Partisipasi Murni (APM) PT             11.01
Sumber: BPS-RI, Susenas 2003-2010

2.      MASALAH EFISIENSI
·         Di Indonesia Untuk satuan SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi MI diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi karena kondisi MI lebih buruk daripada SD pada umumnya. Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun dengan persentase yang tidak sama.
Sumber : Balitbang Depdiknas (2003)
·         Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai satuan pendidikan sebagai berikut : untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK yang layak mengajar 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta).
indonesia/


3.      MASALAH EFEKTIFITAS
·         Kuantitas
jumlah anak putus sekolah (drop-out) selama tahun 2010 di NTB menurut tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :
No
Tingkat Pendidikan
Siswa putus sekolah (siswa)
1
SD
4.689
2
SLTP
2376
3
SLTA
3501

JUMLAH
10566
            Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB

·         Kualitas
Berikut ini data posisi indonesia dari PISA (Programme for International Student Assessment) yaitu studi internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun :
Tahun
Studi
Mata Pelajaran
Skor Rata-rata Indonesia
Skor Rata-rata Internasional
Peringkat Indonesia
Jumlah Negara Peserta Studi
2000
Membaca
371
500
39
41
Matematika
367
500
39
Sains
393
500
38
2003
Membaca
382
500
39
40
Matematika
360
500
38
Sains
395
500
38
2006
Membaca
393
500
48
56
Matematika
391
500
50
57
Sains
393
500
50
2009
Membaca
402
500
57
65
Matematika
371
500
61
Sains
383
500
60






Sumber : litbang Kemendiknas

Berikut data tentang skor literasi membaca siswa kelas IV di negara-negara peserta PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study)
No.
Negara
Skor



No.
Negara
Skor
1
Rusia
565
24
Selandia Baru
532
2
Hongkong
564
25
Slowakia
531
3
Kanada, Alberta
560
26
Skotlandia
527
4
Singapura
558
27
Prancis
522
5
Kanada, Britis Kolombia
558
28
Slovenia
522
6
Luksemburg
557
29
Polandia
519
7
Kanada, Ontario
555
30
Spanyol
513
8
Italia
551
31
Israel
512
9
Hungaria
551
32
Islandia
511
10
Swedia
549

Internasional
500
11
Jerman
548
33
Moldova
500
12
Belanda
547
34
Belgia (French)
500
13
Belgia (Flemish)
547
35
Norwegia
498
14
Bulgaria
547
36
Rumania
489
15
Denmark
546
37
Georgia
471
16
Kanada, Nova Skotia
542
38
Masedonia
442
17
Latvia
541
39
Trinidad dan Tobago
436
18
Amerika Serikat
540
40
Iran
421
19
Inggris
539
41
INDONESIA
405
20
Austria
538
42
Qatar
353
21
Lithuania

43
Kuwait
330
22
Taiwan
535
44
Maroko
323
23
Kanada, Quebec
533
45
Afrika Selatan
302

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi literasi membaca siswa kelas IV Indonesia (405) berada signifikan di bawah rata-rata internasional (500). Indonesia berada pada posisi 41 dari 45 negara (negara bagian) peserta. Indonesia masih lebih baik daripada 4 negara dibawahnya yaitu Qatar, Kuwait, Maroko, dan Afrika Selatan, tetapi tidak lebih baik dari 40 negara (negara bagian) di atasnya.
Sumber : litbang Kemendiknas

4.       MASALAH RELEVANSI
Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur.berikut data pengangguran terbuka yang berdasarkan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan pada tahun 2010 dan 2011
No.
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
2010 (Agst)
2011(Feb)


1

Tidak/Belum Pernah Sekolah/Belum Tamat SD

757 807

645 081

2
Sekolah Dasar
1 402 858
1 275 890

3
SLTP
1 661 449
1 803 009

4
SMTA (Umum dan Kejuruan)
3 344 315
3 346 477

5
Diploma I/II/III/Akademi
443 222
434 457

6
Universitas
710 128
612 717


Total
8 319 779
8 117 631


Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011


Pengangguran intelektual di Indonesia cenderung terus meningkat dan semakin mendekati titik yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2003 jumlah pengangguran intelektual diperkirakan mencapai 24,5 persen. Pengangguran intelektual ini tidak terlepas dari persoalan dunia pendidikan yang tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas sesuai tuntutan pasar kerja sehingga seringkali tenaga kerja terdidik kita kalah bersaing dengan tenaga kerja asing.
Sumber :

Lebih dari setengah (57%) dari keseluruhan responden menganggap bahwa pekerjaan mereka kurang sesuai dengan jurusan dan tingkat pendidikan mereka, sisanya 43% responden menganggap pekerjaan mereka telah sesuai. Kenyataan ini seharusnya memacu PT (terutama program studi) untuk kembali merevisi kurikulum mereka dengan tingkat kebutuhan dunia kerja. Sehingga tujuan pembelajaran untuk mempersiapkan para peserta mengakses peluang kerja dapat ditingkatkan.
Sumber : penelitian yang diadakan oleh yayan jakari (PUSLITJAK-LITBANG KEMENDIKNAS) terhadap mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi nergi maupun swasta di 15 provinsi.