World Health Organization (WHO)
menyebutkan bahwa saat ini diperkirakan sekitar 6 juta orang di dunia meninggal
akibat penyakit yang ditimbulkan dari rokok, bahkan yang mencengangkan adalah
sekitar 600.000 orang diantaranya adalah perokok pasif. Hasil penelitian yang
dilakukan di 192 negara tersebut menemukan data mengejutkan, dampak asap rokok
tersebut banyak yang menimpa anak-anak. Sebanyak 165.000 atau sekitar 40%
anak-anak meninggal dunia karena infeksi pernapasan. Hal ini disebabkan
terdapat 4000 bahan kimia yang terkandung di dalam rokok, dengan 250 bahan
diantaranya positif berbahaya, dan sekitar 50 bahan lainnya berpotensi kanker.
Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk
ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko
masuk ke tubuh orang di sekelilingnya (perokok pasif). Dari fakta tersebut
terbukti bahwa pemerintah telah gagal melindungi dua per tiga rakyatnya dari
bahaya asap rokok.
Pemerintah Jakarta pernah
menawarkan solusi untuk melindungi perokok pasif yang tertuang pada Perda No. 2 Tahun 2005 tentang aturan
perusahaan harus menyediakan ruangan khusus untuk merokok. Akan tetapi itu
tidak cukup karena menurut Data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004
menunjukkan, lebih dari 87 persen perokok aktif merokok di dalam rumah ketika
sedang bersama anggota keluarganya. Sehingga resiko perokok pasif terpapar asap
rokok masih terlalu tinggi terutama keluarga. Sehingga perlu adanya sebuah
inovasi sekaligus sebagai solusi dalam mengatasi masalah tersabut yang bersifat
melimpah dan tidak dibutuhkan oleh masyarakat.
Di lain sisi Indonesia merupakan negara agraris.
Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, potensi produksi jerami di Indonesia
sangat tinggi. Menurut data BPS tahun 2006, luas sawah di Indonesia adalah 11.9
juta ha. Artinya, potensi jerami padinya kurang lebih adalah 119 juta ton.
Jerami merupakan limbah pertanian yang selama ini menjadi masalah umum di
daerah pedesaan. Dengan potensi sebesar ini, jerami dapat dimanfaatkan sebagai
arang aktif untuk menyerap asap rokok.
Karbon
aktif adalah karbon yang mempunyai rumus kimia C dan berbentuk amorf, yang
dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang
diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas.
Luas permukaan karbon aktif berkisar antara 300 – 2000 m2/gram dan ini
berhubungan dengan struktur pori internal yang menyebabkan karbon aktif
mempunyai sifat sebagai adsorben. Arang aktif
dapat dibuat dari limbah jerami padi melalui dua tahap sederhana yaitu
karbonisasi dan aktivasi. Arang aktif
yang sudah jadi akan dimasukan ke dalam lembaran Dengan ukuran 50 cm X 50 cm .
Arang aktif yang berbentuk lembaran ini diletakkan di sistem ventilasi yang
dilengkapi dengan kipas untuk menghisap asap rokok yang ada di udara, asap
rokok akan dilewatkan lembaran arang aktif. sehingga polutan yang
melewatinya akan terserap karena
mengalami gaya tarik menarik dengan pori – pori arang aktif. Menurut Angga (2011) arang aktif dapat
menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan yang
penuh asap rokok. Dengan
terserapnya asap rokok maka udara didalam dan diluar ruangan yang biasa
digunakan untuk merokok akan lebih aman dan bebas polutan. Dengan demikian
arang aktif dari jerami padi berpotensi sebagai penyerap racun pada asap rokok.
Sehingga gagasan penggunaan adsorben dari limbah jerami padi ini dapat menjadi
solusi tepat perlindungan masyarakat terhadap bahaya asap rokok pada tingkat
keluarga.
Agar gagasan ini dapat diimplementasikan maka hal
pertama yang harus dilakukan adalah Melakukan peninjauan dan pengujian lebih
dalam terhadap gagasan pemanfaatan limbah jerami padi menjadi adsorben racun
pada asap rokok agar lebih meyakinkan dan menghasilkan produk yang lebih
maksimal. Setelah itu melakukan Pendekatan kepada masyarakat guna
memberikan sosialisasi dan pengarahan untuk tidak merokok di dekat orang lain
terutama keluarga serta menggunakan adsorden racun pada asap rokok pada rungan
tertentu yang digunakan untuk merokok. Memproduksi secara masal adsorben
dari limbah jerami padi dengan bekerjasama dengan pengusaha sehingga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan baru. Serta melibatkan petani sebagai penyuplai
jerami sebagai bahan baku pembuatan arang aktif.
Dengan merealisasikan gagasan
ini maka dapat diprediksi jumlah penderita penyakit yang diakibatkan oleh
menghirup asap rokok (perokok pasif) dapat berkurang secara drastis sampai 87 %
dari total perokok pasif karena racun-racun yang terkandung dalam asap rokok akan terserap oleh adsorben.
sehingga gagasan ini merupakan solusi tepat yang dapat direkomendasikan sebagai
upaya melindungi masyarakat indonesia dari bahaya asap rokok sekaligus sebagai
jalan keluar dari beberapa masalah lainnya seperti dapat mengurangi volume
limbah jerami padi yang semakin meningkat serta dapat mengurangi jumlah pengangguran.